Kamis, 29 Agustus 2019

Sejarah Berdirinya TPQ - Madin Bairoh
Watu Urip-Pringgowirawan-Sumberbaru-Jember

Berbicara Tentang Berdirinya TPQ - Madin Bairoh, Tentunya Tidak Akan Lepas Dari Seorang Pemuda Asal Dari Probolinggo Yang Bernama "Al-Faqir Muhammad Dyan Al-Jawi", Yang Juga Didukung Oleh Seluruh Jajaran Pengurus Takmir Masjid Jami' Baitur Rohman Batu Urip, Dan Juga Dibantu Oleh Peranan Salah Satu Pengurus Yaitu Bpk Anang Suhartono. TPQ Bairoh Lahir Karena Adanya Permintaan Dan Dukungan Dari Salah Satu Pengurus Takmir Masjid Jami' Baitur Rohman Yakni Bapak Anang Suhartono, SH. & Juga Direstui Oleh Ketua Umum Takmir Masjid Yaitu Al-Mukarram KH. Abdullah Yusuf Bachtiar ( Pendiri & Pengasuh Ponpes Miftahul Ikhlas Batu Urip ).

Pada Awalnya Pemuda Itu Dimintai Oleh Salah Satu Pengurus Masjid Jami' Baitur Rohman, Untuk Mengajar Pada Kalangan Tingkat Orang Dewasa Yang Masih Belum Memahami Tentang Mengaji Al-Qur'an Di Masjid Jami' Baitur Rahman, Tapi Waktu Demi Waktu Hal Itu Belum Ada Kepastian Dari Pemuda Tersebut. Tak Lama Kemudian, Pada Waktu Itu Ada Rapat Pembentukan Imam Dan Bilal ( Mu'addzin ) Masjid Jami' Baitur Rahman, Pemuda Itu Diberikan Waktu Dan Kesenjangannya Untuk Menghadiri Rapat ( Musyawarah ) Pembentukan Imam, Bilal ( Muaddzin ), Yang Bertempat Di Kediaman Sekretaris Takmir Yaitu H. Noor Dhani Herlambang, Ditengah-Tengah Rapat Dalam Membahas Musyawarah Tersebut, Pemuda Itu Di Tunjuk Oleh Salah Satu Pengurus Untuk Dijadikan Salah Satu Muaddzin Shalat Maktubah Dan Juga ( Bilal ) Jum'at Tepatnya Hari Jum'at Legi Dan Imam Shalatnya Waktu Itu Ialah Al-Mukarram KH. Lutfi Saifur Ridzal Seorang Tokoh Agama Di Lingkungannya. Setelah Itu Pemuda Yang Bernama Al-Faqir Muhammad Dyan Al-Jawi, Itu Ditunjuk Lagi Untuk Membidangi Dalam Hal Pendidikan Tingkat Anak-Anak ( Taman Pendidikan Al-Qur'an ), Tetapi Waktu Itu Masih Belum Ada Satu Pun Anak-Anak ( Santri ) Yang Mau Mengaji Di Tempat Itu. Setelah Mendapatkan Mandat ( Amanah ) Dari Ketua Takmir Masjid Jami' Baitur Rohman, Kemudian Pemuda Itu Menyanggupinya. Jadinya Mulai Ada Amanah Tersebut, Pemuda Itu, Berniatan Karena Allah Mencari Ridho Allah, Untuk Berjuang, Mengabdi, Menebar Dan Mengamalkan Ilmu Walaupun Hanya Satu Kalimat. Ia Rela Berkorban Dengan Semaksimal Mungkin Untuk Mencari Para Anak-Anak ( Santri ) Untuk Mau Mengaji Dan Belajar Di Masjid Jami' Baitur Rahman, Yang Juga Dibantu Oleh Bpk Anang Suhartono, SH. Hari Demi Hari Ia Hanya Mendapatkan Santri Sebanyak 10 Orang Anak, Untuk Dibinannya. Kemudian Setelah Berjalan 1 Bulan, Santri Tersebut Ada Yang Keluar, Dan Juga Bertambah 10 Santri Jadinya Jumlah Santri Waktu Sebulah Itu Hanya 18 Anak Santri. Dengan Ketekunan Dan Kegigihan Pemuda Itu. Datanglah Salah Seorang Ustadz Yang Notabenya Imam Masjid Tersebut Untuk Berkenan Membantunya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Di Masjid Jami' Baitur Rahman Yakni Al-Ustadz Muchlis Hidayatullah Dari Wedusan Alumnus Ponpes Hidayatul Muta'allimin Pondok Dalem Semboro.


Senin, 26 Agustus 2019

Sayyid Sulaiman Bin Abdurrahman Basyaiban
Sang Babat Kawasan Pesisir Laut Timur Pulau Jawa
Betek - Mojoagung - Jombang - Jawa Timur

Minggu, 25 Agustus 2019

Manaqib Sirah Sayyid Arif Abdurrahim Basyaiban
( Mbah Arif Segoropuro )
Sang Babat Kawasan Pesisir Selatan Pulau Jawa
Segoropuro - Rejoso - Pasuruan - Jawa Timur

Kamis, 22 Agustus 2019

Bait Syair Qasidah " Man Ana Laulakum "

  • بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang"

مَنْ اَنَا مَنْ اَنَا مَنْ اَنَا لَوْلَاكُمْ ۞ كَيْفَ مَا حُبُّكُمْ كَيْفَ مَا اَهْوَاكُمْ

Siapa diriku siapa diriku siapa diriku kalau tanpa bimbingan kalian (guruku),bagaimana aku tidak cinta kepada kalian dan bagaimana aku tidak ingin bersama kalian (guruku).

مَا سِوَايَ وَلَا غََيْرُكُمْ سِوَاكُمْ ۞  لَا وَمَنْ فِی الْمَحَبّةِ عَلَيَّ وُلَاكُمْ

Tiada selain aku juga tiada selainnya kecuali kalian ( guruku ),dan tiada siapapun dalam selain kalian dalam hatiku (guruku).

اَنْتُمْ اَنْتُمْ مُرَادِيْ وَ اَنْتُمْ قَصْدِيْ   ۞  لَيْسَ اَحَدٌ فِی الْمَحَبَّةِ سِوَاكُمْ عِنْدِيْ

Kalian,kalianlah dambaanku dan kalianlah yang kuinginkan, tiada seorangpun dalam cintaku selain kalian di sisiku (guruku).

كُلَّمَا زَادَنِيْ فِی هَوَاكُمْ وَاجْدِيْ ۞    قُلْتُ يَاسَادَتِيْ مُحْجَتِيْ تَفْدَاكُمْ

Setiap kali bertambah cinta dan rindu pada kalian, maka berkata hatiku wahai Tuanku semangatku telah siap menjadi tebusan keselamatan diri kalian (guruku).

لَوْ قَطَعْتُمْ وَرِيْدِيْ بِحَدِّ مَاضِيْ ۞  قُلْتُ وَاللّٰهِ اَنَا فِی هَوَاكُمْ رَاضِيْ

Jika seandainya menyembelih urat nadiku dengan pisau yang sangat tajam, kukatakan Demi Allah aku rela gembira demi cintaku pada kalian (guruku).

 اَنْتُمْ فِتْنَتِيْ فِی اللْهَوَا وَمُرَادِيْ ۞   مَا رِضَايَ سِوَی كُلُّ مَا يَرْضَاكُمْ

Kalianlah yang menyibukkan segala hasyrat dan tujuanku, tiada ridha yang aku inginkan kecuali segala sesuatu yang membuat kalian ridha (guruku).

كُلَّمَا رُمْتُ اِلَيْكُمْ نَهْوَ مَنْ اَسْلَكَ ۞     عَوَقَتْنِيْ عَوَاعِقَ اَكَادِ اَنْ اَهْلِكَ

Setiap kali ku bergejolak cinta pada kalian selalu terhalang untukku melangkah, mereka mengganjalku dengan perangkap yang banyak hampir saja aku hancur.

فَادْرِكُوْا عَبْدَكُمْ مِثْلُكُمْ مَنْ اَدْرَكَ ۞      وَارْحَمُوْا بِاالْمَحَبَّةِ قَتِيْلُ بَلْوَاكُمْ

Maka tolonglah budak ( murid ) kalian ini, dan yang seperti kalianlah golongan orang yang suka menolong, dan kasihanilah kami dengan cinta kalian, maka cinta kalian akan menghapuskan pelipur laraku.


Qasidah " Man Ana Laulakum " Karya Dari :

Al-Imam Sayyid Al-Habib Umar Bin Muhdhor Bin Abdurrahman As-Saqaf Ba'alawi Al-Husaini.

Qasidah " Man Anal Laulakum " Dipopulerkan Oleh :

Sulthonul Qulub Ad-Da'i Ilallah Sayyid Al-Habib Mundzir Bin Fu'ad Al-Musawwa Al-Husaini.

Saat Memuji Dihadapan Sang Gurunya Yaitu :

Al-Alimul Allamah Ad-Da'i Ilallah Sayyid Al-Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz BSA Ba'alawi Al-Husaini.














Diteruskan Oleh :


Forum Pencari Ilmu ( FPI Jember )
Al-Faqir Muhammad Dyan Al-Jawi

Kisah Menarik Dialog Jarak Jauh Dua Waliyullah
Yaitu
Waliyullah Dari Probolinggo Jawa Timur Indonesia 
Dengan
Waliyullah Dari Kota Seiwun Hadramaut Yaman

Kisah Syeikh Muhammad Hasan Bin Syamsuddin
Bin Qoiduddin Al-Adzmatul Khan Al-Jawi 
Dengan
Al-Imam Sayyid Al-Habib Ali Bin Muhammad
Bin Husein Al-Habsyi Al-Husaini

Ada Sebuah Kisah Menarik, Diceritakan Ketika Zaman Al-Imam Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi Seiwun ( Pengarang Kitab Maulid Simthuddurar ). Ada Seorang Sayyid Yang Bernama Al-Habib Abdul Qadir Bin Quthban As-Saqaf. Habib Abdul Qadir Bin Quthban As-Saqaf Ialah Seorang Yang Alim Dan Gemar Bersilaturrahim Kepada Para Alim Ulama', Para Waliyullah Yang Masih Hidup Dizaman Tersebut.

Kegemaran Beliau Bersilaturrahim Bukan Hanya Terbatas Diwilayah Hadramaut Yaman Saja. Tetapi Juga Sampai Ke Pulau Jawa Indonesia. Bahkan Juga Sampai Ke Kediaman Al-Arifbillahi Al-Imam Al-Alimul Allamah Al-Quthub Arrabbani Asshomadani Hadratus Syeikh KH. Muhammad Hasan Bin Syamsuddin Bin Qoiduddin Al-Adzmatul Khon Ba'alawi Al-Husaini Al-Jawi ( Kyai Hasan Sepuh ) Genggong Probolinggo Jawa Timur Indonesia.

Ketika Tiba Dikediaman Kyai Hasan Sepuh Genggong, Habib Abdul Qadir Bin Quthban As-Saqaf Disambut Dengan Penuh Ramah Tamah. Beliau Berdua Pun Berbincang - Bincang, Dengan Menggunakan Bahasa Arab Tentunya. Sampai Pada Pertengahan Perbincangan Kyai Hasan Sepuh Genggong Bertanya kepada Habib Abdul Qadir As-Saqaf, Jika Diterjemahkan Kedalam Bahasa Indonesia Sbb ;

"Habib, Bagaimana Kabarnya Habib Ali Al-Habsyi Seiwun ( Pengarang Kitab Maulid Simthuddurar ) ???" . Ditanya Seperti Itu Habib Abdul Qadir As-Saqaf Terdiam Sambil Terkejut Dengan Terheran - Heran. Bagaimana Bisa Kyai Hasan Sepuh Genggong Mengenali Habib Ali Al-Habsyi Seiwun. Sedangkan Kyai Hasan Sepuh Genggong Secara Dzahir Tidak Pernah Ke Kota Seiwun Hadramaut Yaman, Dan Al-Habib Ali Al-Habsyi Seiwun Juga Tidak Pernah Ke Probolinggo Jawa Timur Indonesia.

Seolah Mengetahui Apa Yang Ada Dibenak Hati Habib Abdul Qadir As-Saqaf, Kyai Hasan Sepuh Genggong Kembali Berkata ;

"Habib Ali Al-Habsyi Seiwun Itu Kulitnya Seperti Ini .......... ( Menyebutkan ), Wajahnya Begini ......... ( Menyebutkan ), 

Jumat, 16 Agustus 2019

Sejarah Syeikh Maulana Abdul Jalil Al-Jawi
( Sembah Lebe Warta Kusumah )
( Sunan Bagus Jepara )



Beliau Seorang Ulama' Asal Dari Sumedang Pada Masa Kekuasaan Bupati Pangeran Panembahan Rangga Gempol III Sekitar Tahun 1656 - 1706 M. Karena Kecewa Akan Janji Seorang Bupati Untuk Menerapkan Ajaran Syari'at Islam Dikawasan Daerah Sumedang Yang Tak Pernah Terlaksana, Maksudnya  Untuk Menghindari Perseteruan Dengan Kesultanan Banten ). Akhirnya Dia Mengasingkan Diri Ke Cikelet Garut Selatan. Dari Situlah Syeikh Abdul Jalil Membuka Kampung Dukuh Dengan Menggunakan Adat Istiadat. Menurut Babat Tanah Pasundan Nusantara, Beliau Yang Membabat Tanah Kampung Dukuh. Karena Makam Beliau Juga Terletak Diatas Perbukitan Arah Timur Kampung Dukuh.

Pada Masa Itu, Syeikh Abdul Jalil Menimba Ilmu Dikota Suci Mekkah. Tak Lama Kemudian, Beliau Dimintai Oleh Sang Guru Untuk Pe Kampung Halamannya. Namu Beliau Menjadi Keberatan, Dengan Alasan Ingin Menghabiskan Sisa Hidupnya Untuk Mengabdi Kepada Sang Guru Dikota Suci Mekkah. Tetapi Sang Guru Memaklumi Dengan I'tikad Baik Pada Muridnya Tersebut. Namun Niat Dari Sang Guru Itu, Tetap Berharap Kepada Sang Muridnya Untuk Kembali Ke Kampung Halamannya / Kembali Ke Tanah Airnya. Dan Setelah Itu, Syeikh Abdul Jalil Diberikan Segenggam Tanah Dan Sekendi Air Suci Dari Kota Suci Mekkah Oleh Sang Sang Guru Tersebut. Karena Syeikh Maulana Abdul Jalil Merupakan Sosok Murid Yang Sangat Ta'at Dan Patuh Terhadap Sang Gurunya Itu. Dan Pada Waktu Itu Juga, Syeikh Abdul Jalil Pun Menuruti Dan Menerima Semua Permintaan Dari Sang Gurunya. Kemudia Sang Guru Berpesan Supaya Tanah Tersebut Ditaburkan Ditempat Yang Dianggap Cocok Dengan Hati Nuraninya, Sementara Air Suci Yang Ada Didalam Kendi, Supaya Ditanam Ditanah Tersebut. Syeikh Maulana Abdul Jalil Menyetujui, Lalu Beliau Mohon Do'a Restu Dan Ijin Kepada Sang Guru Untuk Kembali Ke Mataram.

Pada Suatu Waktu, Didaerah Sumedang Yang Saat Itu Di Perintah Oleh Penguasa Yang Bernama Pangeran Rangga Gempol III / Pangeran Panembahan ( 1656 - 1706 M ), Sedang Membutuhkan Seorang Penghulu. Bahkan Pangeran Panembahan, Sampai Mengirim Utusan Hingga Ke Mataram. Oleh Raja Mataram, Ditunjuklah Syeikh Maulana Abdul Jalil Untuk Dijadikan Sebagai Penghulu ( Senopati ), Didaerah Sumedang. Syeikh Maulana Abdul Jalil Bersedia Menjadi Penghulu Didaerah Sumedang, Namun Dengan Satu Syarat, Yaitu Agar Bupati Dan Rakyatnya Bersatu Padu & Saling Bahu Membahu Dan Tidak Boleh Melanggar Aturan Hukum Dan Juga Hukum Syara' ( Ketetapan Al-Qur'an Dan Al-Hadits ).

Syarat Itupun Disanggupinya Oleh Pangeran Gempol, Setelah Syeikh Maulana Abdul Jalil Dinobatkan Sebagai Penghulu ( Senopati ), Selama Periode 12 Tahun Lamanya. Beliau Berkeinginan Untuk Melaksanakan Ibadah Haji Ke Tanah Suci Mekkah, Dan Peangeran Gempol Memberikan Ijin Kepadanya. Ketika Syeikh Maulana Abdul Jalil Sedang Berada Di Tanah Suci Mekkah, Kerajaan Sumedang Kedatangan Utusan Dari Kerajaan Banten, Dengan Maksud Kedatangannya Untuk Meminta Kepada Kerajaan Sumedang Agar Tidak Mengabdi Kepada Kerajaan Mataram Dan Mengabdi Kerajaan Banten.

Mendengar Keinginan Dua Utusan Dari Banten Itu, Pangeran Gempol Tidak Langsung Memutuskannya, Namun Ia Masih Meminta Untuk Mempertimbangkannya. Selanjutnya, Kedua Utusan Tadi Langsung Permisi Untuk Kembali Kerajaan Banten. Namun Ketika Berada Didaerah Parakan Muncang, Keduanya Ditangkap Oleh Utusan Dari Kerajaan Sumedang Atas Perintah Dari Pangeran Gempol. Dengan Alasan Sebelum Mereka Sampai Di Banten, Maka Mereka Dibunuh, Karena Jika Mereka Dibiarkan Mengadu Kepada Kerajaan Banten, Maka Akan Mengkhawatirkan Terjadi Kerusuhan ( Peperangan ) Di Kerajaan Sumedang.

Kamis, 15 Agustus 2019

Forum Pencari Ilmu ( FPI Jember )

Pengertian Dan Perbedaan 
Mukjizat , Keramat Dan Istidraj

  1. Mukjizat adalah suatu kelebihan / keistimewaan yang di berikan Allah hanya untuk para Utusan-Nya saja agar dapat di jadikan bukti kerasulan mereka. Hanya dengan mukjizat inilah para Nabi dan Rasul itu membuktikan kerasulannya di hadapan kaumnya. Biasanya mukjizat itu adalah kejadian luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh orang biasa selain para Nabi dan Rasul. Umpamanya saja Nabi Musa As dapat membelah lautan menjadi daratan hanya dengan sebuah tongkat yang ditancapkan ke dasar laut itu karena bukan tongkatnya yang ajaib dan sakti tetapi sebuah mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa As. Nabi Sulaiman As diberikan kepandaian untuk mengerti dan memahami semua bahasa binatang dan juga bisa mentaklukan seluruh bangsa jin. Keunggulan semacam ini belum pernah ada manusia biasa yang dapat menandinginya. Dalam Kitab Al-Qur'an banyak kita dapatkan kisah mukjizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul.
  2. Keramat ( Karomah ) adalah suatu kejadian luar biasa yang diberikan Allah khusus bagi para Hamba-Nya yang bertaqwa dan sholih yang dalam istilah Al-Qur'an diberikan nama para Wali Allah. Keramat ini biasanya datangnya tidak pernah di idam-idamkan sebelumnya. Bahkan para Wali sangat takut sekali jika terjadi keramat/kejadian luar biasa pada dirinya. Karena mereka takut jika hal ini akan menyebabkan takjub terkhadap dirinya sebagai hamba yang diberi kemulyaan oleh Allah. Oleh sebab itu biasanya para Wali jika terjadi suatu keramat pada dirinya mereka makin bertambah khawatir terhadap dirinya, kalau-kalau dia merasa ujub /bangga terhadap dirinya yang menyebabkan 

Rabu, 14 Agustus 2019

Sejarah Ulama' Bumi Melayu Patani

Sejarah Singkat Sayyidi Syeikh 
Datuk Tuan Abdul Mubin Al-Fathani
( 1635 - 1710 )


Allimul Al-Allamh Al-Aribillahi Al-Imam Al-Faqih 
Sayyidi Syeikh Abdul Mubin Al-Fathani Pauk Boh

Beliau Dilahirkan Didaerah Pauk Boh Patani, Pada Tahun 1635 - 1710 Masehi. Beliau Ialah Pendiri Pondok Pesantren  Pauk Boh Yang Sangat Terkenal Di Patani, Sebagai Institusi Pendidikan Yang Telah Banyak Melahirkan Para Alim Ulama' Dan Bahkan Bertaraf Wali Pada Abad 17 - 18 Masehi.

Beliau Hidup Satu Zaman Dengan Ulama' Besar Dan Wali Keramat Yaitu Sayyidi Syeikh Abdur Rauf As-Singkili Aceh ( 1615 - 1693 Masehi ) Dan Lahir Pada Pemerintahan Raja Kuning ( Sultan Kerajaan Patani Dari Kalangan Wanita ). Pondok Pesantren Pauk Boh Merupakan Pondok Pesantren Pertama Yang Didirikan Didaerah Patani, Dan Juga Bisa Dikatakan Ulama' Patani Yang Tertua, Karena Sudah Berusia Sekitar 350 Tahun Lalu.

Nama Beliau Ialah Syeikh Datuk Tuan Abdul Mubin Bin Syeikh Datuk Tuan Muhammad Jailani Bin Syeikh Datuk Tuan Muhammad Masari Bin Syeikh Datuk Tuan Hamzah Bin Syeikh Datuk Tuan Abdul Mubin Bin Syeikh Datuk Tuan Abdul Jabbar Bin Syeikh Datuk Tuan Muhammad Arifin Syah Al-Jarami Al-Fathani. 

Beliau Berasal Dari Keturunan Arab Al-Hadhrami, Yang Pada Waktu Itu Datang Berdagang Dan Berdakwah Lalu Membabat Alas Tanah Di Kampung Pauk Boh Patani. Beliau Memilki Beberapa Saudara Dan Menjadi Ulama' Besar Pada Zamannya, Diantaranya Ialah ;

1. Al-Arifbillahi Syeikh Datuk Tuan Muhammad Sholeh
2. Al-Arifbillahi Syeikh Datuk Tuan Abdullah Abbas
3. Al-Arifbillabi Syeikh Datuk Tuan Muhammad Yunus

Beliau Memiliki 11 Keturunan, Diantara 2 Orang Putra Menjadi Ulama' Besar Pada Zamannya, Yang Tercatat Dalam Sejarah Patani ;

1. Al-Arifbillahi Syeikh Datuk Tuan Abdur Rahman, Penerus Pondok Pesantren Pauk Boh Patani & Menyalin Beberapa Kitab Karangan Syeikh Abdul Mubin Al-Fathani.

2. Al-Arifbillahi Syeikh Datuk Tuan Abdullah, Penerus Pondok Pesantren Pauk Boh Patani Dan Pengarang Kitab Tanbihul Ghafilin Yang Selesai Pada Tahun 1770 Masehi.

Syeikh Datuk Tuan Abdul Mubin Al-Fathani, Mengarang Beberapa Buah Kitab Dan Satu Diantaranya Pernah Disalin Oleh Putra Beliau Yaitu Syeikh Datuk Tuan Abdur Rahman Al-Fathani Pada Tahun 1709 Masehi. Syeikh Datuk Tuan Abdur Rahman Diberikan Amanah Untuk Mengurusi Dan Mentadbir Sebuah Pondok Pesantren Pauk Boh Patani Pada Masa Itu, Dan Beliau Banyak Dikenal Dengan Sebutan Datuk Nyong Perobok. Sehingga Terlahirlah Beberapa Ulama' Besar Melayu Sepanjang Sejarah Diantaranya Ialah ;

1. Al-Arifbillahi Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
2. Al-Arifbillahi Syeikh Abdus Shomad Al-Falimbani
3. Al-Arifbillahi Syeikh Daud Al-Fathani

Beliau Wafat Pada Usia Sekitar 75 Tahun Dan Makamnya Tidak Dapat Diketahui Dimana. 

WALLAHU A'LAMU BISSHOWAB

Semoga Rahmat Dan Ridho Allah Melimpahkan Kepada Beliau. 

AMIN YA RABBAL ALAMIN .....





Sumber Catatan Dari :

Catatan Sepanjang Sejarah Bumi Melayu Patani
Catatan Babat Tanah Melayu Patani
Catatan Pondok Pesantren Pauk Boh Patani









Diteruskan Oleh :



Forum Pencari Ilmu ( FPI Jember )

Al-Faqir Muhammad Dyan Al-Jawi

Para Muballigh Yang Berdakwah Di Nusantara

Para Wali Yang Menyebarkan Islam 
 Di Pulau Jawa Bumi Nusantara Indonesia 


Para Wali Periode Pertama ;

1. Syeikh Maulana Jamaluddin Husain Al-Akbar 
2. Syeikh Maulana Ibrahim Zainul Akbar As-Samarqand
3. Syeikh Maulana Abul Ishaq Al-Maghrabi
4. Syeikh Maulana Israfil Al-Maghrabi
5. Syeikh Maulana Mikail Al-Maghrabi 
6. Syeikh Maulana Abdul Malik Al-Hasani 
7. Syeikh Maulana Abdullah Aliyuddin Al-Khan 
8. Syeikh Maulana Ahmad Baqir Al-Farisi 
9. Syeikh Maulana Muhammad Al-Baghdadi 

Para Wali Periode Kedua ;

1. Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) 
2. Syeikh Maulana Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel) 
3. Syeikh Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) 
4. Syeikh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) 
5. Syeikh Maulana Raden Sa'id (Sunan Kali Jaga) 
6. Syeikh Maulana Abdul Hasyim (Sunan Drajat) 
7. Syeikh Maulana Ja'far Shadiq (Sunan Kudus) 
8. Syeikh Maulana Umar Sa'id (Sunan Muria) 
9. Syeikh Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan G. Jati ) 

Para Wali Periode Ketiga ;

1. Syeikh Maulana Muhammad Ali Al-Akbar 
2. Syeikh Maulana Ahmad Jamaluddin Al-Akbar 
3. Syeikh Maulana Ali Hasanuddin Al-Khan 
4. Syeikh Maulana Syarif Abdullah Al-Khan 
5. Syeikh Maulana Akbar Al-Maghrabi 
6. Syeikh Maulana Abdullah Fattah Al-Jawi 
7. Syeikh Maulana Fatahillah Al-Khan 
8. Syeikh Maulana Abdul Kamaluddin Kubro Banyuwangi
9. Syeikh Maulana Abdur Rahman As-Syaibani Lumajang


Para Wali Periode Keempat ;

1. Syeikh Maulana Ahmad Hisyamuddin Al-Maghrabi 
2. Syeikh Maulana Amir Ali Rahmatillah Al-Maghrabi 
3. Syeikh Maulana Imam Zainullah Alam Syah 
4. Syeikh Maulana Ali Nurul Akbar Al-Khan 
5. Syeikh Maulana Abdullah Syihabuddin Al-Akbar 
6. Syeikh Maulana Sayyid Fadhal Ali Murtadho 
7. Syeikh Maulana Sayyid Ali Zainal Abidin 
8. Syeikh Maulana Abdullah Kahfi As-Sumatrani 
9. Syeikh Maulana Sulthan Ali Babullah Al-Jawi


Para Wali Periode Kelima ;

1. Syeikh Maulana Abdullah Jalaluddin Tuban Al-Jawi 
2. Syeikh Maulana Sayyid Abdul Qadir Al-Husaini 
3. Syeikh Maulana Sayyid Maqfaroh Al-Jawi 
4. Syeikh Maulana Sayyid Utsman Haji Al-Jawi 
5. Syeikh Maulana Sayyid Ali Bin Hasan Al-Husaini 
6. Syeikh Maulana Sulthan Hasanuddin Al-Makasari 
7. Syeikh Maulana Sayyid Imam Mahdi Al-Baghdadi 
8. Syeikh Maulana Sayyid Abdul Jalil Jepara Al-Jawi 
9. Syeikh Maulana Sayyid Abdurrahman Basyaiban


Para Wali Periode Keenam ;

1. Syeikh Maulana Syarif Sulthan Yusuf Al-Makasari 
2. Syeikh Maulana Sayyid Abdul Qahar Al-Jawi 
3. Syeikh Maulana Muhammad Bin Abdurrahman 
4. Syeikh Maulana Baba Daud Ar-Rumi Al-Farisi 
5. Syeikh Maulana Abdurrahim Bin Abdillah Al-Khan 
6. Syeikh Maulana Muhammad Mansyur Al-Maghrabi 
7. Syeikh Maulana Amir Hasan Al-Maghrabi 
8. Syeikh Maulana Sayyid Sholeh (Penambahan Pekaos)
9. Syeikh Maulana Sulthan Ahmad Hadi Wijaya Al-Jawi 


Para Wali Periode Ketujuh ;

1. Syeikh Maulana Muhammad Abul Qasim Al-Jawi 
2. Syeikh Maulana Sayyid Abdul Ghafur Al-Jawi 
3. Syeikh Maulana Sayyid Muhammad Abbas Al-Jawi 
4. Syeikh Maulana Sayyid Ali Nuruddin Al-Maghrabi 
5. Syeikh Maulana Sayyid Abdullah Faqih Al-Jawi 
6. Syeikh Maulana Sayyid Syamsuddin Bin Abdullah 
7. Syeikh Maulana Sayyid Qamaruddin Jamal Al-Jawi 
8. Syeikh Maulana Sayyid Aminuddin Al-Jawi 
9. Syeikh Maulana Sayyid Ahmad Fadhil Al-Jawi


Para Wali Periode Kedelapan ;

1. Syeikh Maulana Sayyid Abdul Muhyi Pamijahan 
2. Syeikh Maulana Sayyid Muhammad Syahabuddin 
3. Syeikh Maulana Sayyid Yusuf Al-Aggawi Al-Maduri 
4. Syeikh Maulana Sayyid Abdul Musthahar Al-Jawi 
5. Syeikh Maulana Sayyid Sulaiman Basyaiban Mojoagung
6. Syeikh Maulana Sayyid Arif Abdurrahim Basyaiban Pasuruan 
7. Syeikh Maulana Sayyid Ahmad Thoha Baha'uddin 
8. Syeikh Maulana Sayyid Abdur Rauf Al-Fanshuri 
9. Syeikh Maulana Sayyid Ahmad Nuruddin Arraniri


Para Wali Periode Kesembilan ;

1. Syeikh Maulana Sayyid Zainal Abidin Sunan Cendana 
2. Syeikh Maulana Sulthan Abdul Mufahir Al-Jawi 
3. Syeikh Maulana Sayyid Sholeh Probolinggo Al-Jawi 
4. Syeikh Maulana Sayyid Muhammad Irsyad Al-Banjari 
5. Syeikh Maulana Sayyid Abdus Shomad Al-Falimbani 
6. Syeikh Maulana Sulthan Abul Ma'ali Ahmad Al-Jawi 
7. Syeikh Maulana Ahmad Baidhawi Azmatkhan 
8. Syeikh Maulana Sayyid Ali Husain Al-Maduri
9. Syeikh Maulana Sulthan Ali Basyah Al-Jawi


Para Wali Periode Kesepuluh ;

1. Syeikh Maulana Sulthan Ahmad Syadzili Al-Jawi 
2. Syeikh Maulana Sayyid Hasan Al-Bashri Al-Jawi 
3. Syeikh Maulana Sayyid Abdurrahman Al-Maduri 
4. Syeikh Maulana Sayyid Imam Ahmad Nawawi Al-Bantani 
5. Syeikh Maulana Sayyid Muhammad Khalil Al-Adzmat Khan
6. Syeikh Maulana Abdul Wahid Al-Azmat Khan Sumenep 
7. Syeikh Maulana Sayyid Ahmad Khatib As-Sambasi
8. Syeikh Maulana Sayyid Muslim Muhammad Khalifah Al-Jawi 
9. Syeikh Maulana Sulthan Hidayatullah Khalilullah Al-Jawi




Catatan Dari Beberapa Sumber Sbb :

1. Kitab Syamsud Dzhahirah Karya Dari Sayyid Al-Habib Abdurrahman Bin Muhammad Bin Husain Al-Masyhur

2. Kitab Tarikhul Auliya' Versi Arab Jawi Karya Dari Al-Alimul Allamah Hadratus Syaikh KH. Ahmad Musthofa Bisri Bin Bisri Musthofa Al-Jawi ( GUS MUS )

3. Kitab Nashabil Auliya' ( Nasab Wali Songo ) Karya Dari Sayyid Al-Habib Baharuddin Azmatkhan Ba'alawi

4. Sayyid Habibana Muhammad Luthfi Bin Yahya Pekalongan Jawa Timur ( Ketua Umum Ikatan Idharah Aliyah JATMAN Nahdhiyyin )

5. Sayyid Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi

6. Sayyid Al-Habib Alwi Saif Azmatkhan Ba'alawi

7. Data Kantor Pusat Rabithah Alawiyyin ( Alawiyyah )

8. Data Kantor Pusat Rabithah Al-Adzmatul Khan Ba'alawi

9. Serat Babat Tanah Jawi Karya Tulisan Sunan Dalem
_____________________________________________________________
-------------------www.majelisdakwahwalisongo.com----------------














Diteruskan Oleh :

Forum Pencari Ilmu ( FPI Jember )

Al-Faqir Muhammad Dyan Al-Jawi
_____________________________________________________________

--------------------www.goezyayanblogspot.com------------------------

Selasa, 13 Agustus 2019

KISAH WALI PENYEBAR ISLAM DI PAMIJAHAN JAWA BARAT

Manaqib Syeikh Abdul Muhyi Bin Abdul Jalil Al-Jawi
Pamijahan Tasik Malaya Jawa Barat



 Sulthonul Auliya' Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani RA
Maha Guru Dari Syeikh Abdur Rauf Al-Singkili Kuala Aceh

 Syeikh Abdur Rauf Al-Singkili Kuala Aceh
Guru Dari Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan Al-Sumadani Al-Jawi

Syeikh Abdul Muhyi Bin Abdul Jalil Al-Sumadani Al-Jawi

ULAMA' NUSANTARA YANG MENYEBARKAN ISLAM DIKAWASAN PAMIJAHAN TASIK MALAYA JAWA BARAT


Pada pertengahan abad 17 masehi, tokoh besar Islam sekaligus ulama sufi, cendikiawan muslim dan menyebarkan ajaran Islam di Jawa Barat. Ulama tersohor ini memang dikenal juga sebagai seorang wali pertama yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa Barat khususnya di Pamijahan Tasikmalaya Kecamatan Bantarkalong. Beliau adalah Kanjeng Sulthan Al-Arifin Syeikh Abdul Muhyi Bin Abdul Jalil Al-Jawi, atau yang dikenal dengan sebutan Syeikh Haji Abdul Muhyi Bin Syeikh Abdul Jalil Al-Sumadani ( Sembah Lebe Warta Kusumah ), nama sebutan ayahanda beliau itu diambil dari kalangan bangsawan. Jejak spiritualitasnya meninggalkan daya tarik luar biasa terhadap para pengikutnya sampai sekarang ini. Syeikh Abdul Muhyi sendiri aslinya adalah dari Jawa Tengah, Mataram Surakarta. Dia sempat dibesarkan di Gresik dari ibu Raden Ajeng Tangeunjiah dan bapak Lebe Wartakusumah ( Syeikh Abdul Jalil Al-Sumadani ). Ulama sufi ini mengaku masih ada hubungan hereditas dengan keluarga Rasulullah Saw. dari jalur keluarga ibunya. Perjalanan dakwah dan spiritual Syeikh Abdul Muhyi tidak bisa dilepaskan dengan Gua Pamijahan. Melalui Gua Pamijahan, yang terletak di kaki bukit Bantarkalong, disinilah dia menemukan ketenangan bathiniyah, sekaligus sebagai tempat “riyâdhah spiritual”. Titik pusat penyebaran ajaran-ajarannya memang diawali dari tempat itu. Bahkan, sampai sekarang Gua tersebut masih di keramatkan oleh sebagian warga setempat. Abdul Muhyi adalah ulama yang menyambung mata rantai ajaran tarekat syathâriyah di pulau Jawa. Dia meneruskan paham gurunya Syekh Abdul Rauf al-Sinkili. Jalan spiritual atau tarekat menurut ajaran Muhyi sendiri adalah ketetapan dzikir rohani, yang mengungkapkan keyakinan yang berpusat pada kalimah thayyibah atau kalimah tauhîd yang tertuang dalam lafadz lâ ilâha illallâh. Makna kalimah thayyibah tersebut, kata Abdul Muhyi, bila dihayati secara benar dan baik, maka ia bisa menjadi modal fondasi yang kokoh untuk kebaikan hidup seseorang. Tarekat Syathâriyah membolehkan dzikir secara sirr (di dalam hati) maupun secara jahrr (suara keras). Tarekat Syathâriyah yang dikembangkan Abdul Muhyi merupakan perpaduan antara tarekat Qâdiriyah dan Naqsabandiyah. Warna lain kedua tarekat ini terlihat kuat di dalam sistem dzikir yang dipakai Abdul Muhyi, yaitu dzikir al-jahr dan dzikir al-sirr. Dzikir al-jahr adalah dzikir yang digunakan oleh Tarekat Qâdiriyah, yaitu menyuarakan keras-keras kalimah thayyibah kemudian diresapkan ke dalam hati, agar hati tercerahkan dengan cahaya ilahiyah. Sedangkan dzikir al-sirr adalah dzikir yang praktekkan oleh Tarekat Naqsabandiyyah, yakni dengan menghaluskan bacaan di dalam hati dengan pendekatan nafyi (tiada Tuhan) dan istbât (kecuali Allah). Untuk menuju tahapan spiritual menjadi sufi, Abdul Muhyi mensyaratkan seseorang empat tahapan, yaitu murid mubtadî, murid mutawâssith, murid kâmil, dan murid kâmil mukammil. Pertama, murid mubtadî yaitu murid yang masih berbuat maksiat, akan tetapi hatinya tetap tertuju kepada Allah semata. Atau hatinya masih salim (selamat) dari perbauatan syirik dan sifat munafik. Seperti lazimnya tradisi sufi, ia dalam perjalanan spiritualnya akan mendapatkan keadaan Fanâ, yakni proses integrasi atau peleburan diri dalam kebesaran Tuhan.  Kedua, murid mutawâssith adalah seorang yang mempunyai hati sudah bersih dari getaran kalbu selain kepada Allah, disebut juga dengan hati tawajjuh, yaitu hati yang senantiasa ingat dan tertuju kepada Allah semata. Adapun tingkatan Fanâ kelompok ini adalah Fanâ di dalam sifat, maqamnya adalah maqam al-jam’ yaitu tingkat integrasi dengan Allah, karena selalu mengingat dan merasa disertai Allah. Ketiga, murid kâmil adalah kalangan dengan hati dan suasana rohani yang sudah bersih dari seluruh getaran selain Allah. Kalangan ini berhasil menjauhkan dirinya secara utuh dari seluruh daya tarik makhluk (materi), yang berarti hatinya sudah murni (Mujarrad). Bentuk dzikir tingkatan ini adalah dzikir muntahâ, yakni menyebut maujud (ada) kecuali Allah. Kalangan ini sudah lebih tinggi, setingkat âlam jabarrût (pandangan ruhaninya telah sirna, menyatu di dalam dzat Allah).  Keempat, murid kâmil mukammil, yaitu seorang murid yang sudah memiliki penyaksian yang kuat (syuhûd) dan menyatu di dalam zat Allah. Hati seperti ini adalah hati rabbani, yakni hati yang sudah diliputi dan dinaungi hanya oleh Allah. Tingkatan ilmunya sudah mencapai akmâl yaqîn (dapat melihat dan mengetahui Allah secara nyata). Syeikh Abdul Muhyi menyebutnya dengan wahda al-syuhûd.  Ajaran lain yang bisa diambil dari Syeikh Abdul Muhyi sendiri berkaitan dengan proses perjalanan spritual seseorang dalam dunia sufistik adalah konsepsinya tentang syâhadataian. Dia membaginya menjadi dua bagian, yaitu lâ ilâha illallâh sebagai hakikat dan Muhammad Rasulullâh sebagai syarî’ah; keduanya disebut dengan tarekat Muhammadiyah. Kedua-duanya, antara syari’at dan hakikat harus menyatu, sebab kedua merupakan komponen yang saling melengkap kualitas keimanan seseorang.  Keberhasilan Syeikh Abdul Muhyi dalam mengembangkan ajaran syathâriyah tidak luput dari jaringan dengan ulama-ulama besar, baik dalam maupun luar Nusantara. Keterikatan jaringan inilah yang memengaruhi jalan pemikirannya. Hasil penelitian M. Wildan Yahya (2007), menyebutkan bahwa beliau sempat kontak dengan ajaran Wujudiyyah di Aceh, ajaran Khalwatiyyah di Makassar, ajaran Samaniyah di Palembang dan di Banjarmasin.  Syeikh Abdul Muhyi juga tercatat sebagai tokoh kunci yang meletakkan dasar ajaran “martabat tujuh” di tanah Jawa. Ajaran beliau kemudian mengembang dan meluas hingga mewarnai berbagai paham dan budaya pada kepustakaan mistik Islam (perpaduan antara tradisi Jawa dengan unsur-unsur ajaran Islam) di Jawa. Ajaran “martabat tujuh” hanya mengakui bahwa Tuhan merupakan aspek batin dari segala yang ada di alam semesta. Semua yang ada di alam semseta adalah wujûd majâzî dari satu hakikat yang tunggal. ____________________________________________ 




Sumber Dari :


  1. Catatan Sejarah Para Waliyullah Di Nusantara 
  2. Babat Tanah Jawi Nusantara Berbagai Sumber Naskah Kuno
  3. Keluarga Besar Maqbarah Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan
  4. Keturunan Dari Syeikh Abdul Muhyi Bin Abdul Jalal Al-Jawi
  5. Rabithah Al-Adzmatul Khan Ba'alawiyah










Diteruskan Oleh :



Forum Pencari Ilmu ( FPI Jember )
Al-Faqir Muhammad Dyan Al-Jawi

Jumat, 02 Agustus 2019

Manaqib Sayyidi Syeikh Badruddin Al-Hasani RA

Kisah Yang Sangat Mengagumkan

Kelembutan Hati Yang Luar Biasa Dari Salah Satu Keturunan Rasulullah Saw Yaitu " Al-Alimul Allamah As-Sayyid Badruddin Al-Hasani "  Terhadap Seorang Pelacur


Suatu Saat Ketika Beliau ( Sayyid Badruddin Al-Hasani ) Seorang Ulama' Besar Ahli Hadits, Sedang Asyik Membacakan Serta  Mensyarahkan Maksud Hadits Kepada Para Muridnya. Tiba-Tiba Beliau Berhenti Membacakan Hadits Dan Bertanya Sesuatu Yang Membuatkan Semua Murid Menjadi Keheranan.

" Wahai Semua Muridku, Sekarang Aku Punya Niat Dan Hajat Yang Begitu Amat Besar, Siapakah Diantara Kalian Yang Mampu Menunaikan Hajatku Ini ? " Tanya Sang Guru Kepada Semua Murid-Muridnya. 

Salah Seorang Murid Yang Dekat Dengan Beliau, Menjawab Dengan Penuh Adab " Hajat Apakah Itu Wahai Tuanku Guru ?
Kabarkanlah Kepada Kami, Semoga Kami Mampu Untuk Menunaikannya Untuk Tuanku Guru ?

Sang Guru Menarik Nafas Dengan Perlahan Sambil Seraya Berkata : " Aku Punya Sedikit Harta Yang Ingin Aku Sedekahkan, Adakah Diantara Kalian Yang Sudi Membantuku Membagikan Harta Ini ?

" Kami Bersedia Membantumu Wahai Tuanku Guru Untuk Membagikan Harta Ini " Jawab Serentak Sang Murid. Bolehkah Tuanku Guru Menjelaskan Kepada Kami, Untuk Kepada Siapakah Harta Ini Dibagikan ? Kata Seorang Murid Yang Lain Bertanya Dengan Lebih Lanjut.

" Hartaku Ini Akan Aku Sedekahkan Kepada Para ( PSK / Pelacur ) Yang Ada Di Tempat-Tempat Gemerlap Itu " Jawab Tuanku Guru Dengan Tenang.

Murid Pun Saling Bertanya-Tanya, Masing-Masing Salah Sangka Dengan Tujuan Utama Tuanku Guru Yang Termayshur Alim Dan Shaleh.

" Aku Sudah Mengira Bahwa Kalian Tentu Tidak Akan Mampu Untuk Melaksanakan Hajatku Ini. Kalau Begitu Tidaklah Apa-Apa. Biarlah Aku Sendiri Yang Pergi Untuk Menyampaikannya " Jawab Tuanku Guru Dengan Suara Yang Lembut Dan Tenang.

Para Murid Merasa Bersalah Atas Sikap Yang Mereka Yang Tunjukkan Tadi. Salah Seorang Murid Terdekat Tuanku Guru Menawarkan Dirinya Bersedia Untuk Menyampaikannya Harta Tersebut. Bagaimana Dia Bisa Membiarkan Tuanku Guru Yang Termasyhur Alim, Shaleh Dan Wara' Ini Dibiarkan Masuk Dan Datang Ke Suatu Tempat Yang Penuh Gemerlap Itu.

" Ketuklah Setiap Pintu-Pintu Rumah Para Pelacur Itu Dan Ketika Kamu Hendak Menyampaikannya Sedekah Ini, Katakanlah Bahwa Ini Adalah Sedekah Daripadaku ( Sayyid Badruddin Al-Hasani ) Dan Jika Ia Terima Katakanlah Padanya Untuk Mendo'akan Aku, Semoga Diberkati Oleh Allah SWT " Kata Tuanku Guru Yang Memberikan Pesan Kepada Muridnya Tersebut.

Seorang Ulama' Besar Di Zamannya Meminta Do'a Pada Para Pelacur 

Maka Sang Murid Yang Mulia Ini Melakukan Tugasnya Dengan Penuh Tanda Tanya Dalam Pemikirannya, Mengapa Tuanku Guru Ingin Sekali Memberikan Sedekah Dan Meminta Di Do'akan Kepada Golongan Orang-Orang Yang Semacam Itu. Namun Arahan Tuanku Guru Dilaksanakan. Sang Murid Menutup Mukanya Dan Terus Masuk Ke Kawasan Pelacuran Tersebut. Setelah Tiba Di Lokasi Sang Murid Mengetuk Setiap Pintu Rumah Pelacuran Dikawasan Itu, Dan Menyampaikan Apa Yang Disampaikan Sebelumnya Oleh Tuanku Guru Tadi.

" Assalamu Alaikum, Maafkan Saya Jika Mengganggu, Saya Adalah Utusan Daripada Tuanku Guru ( Al-Alimul Allamah Sayyid Badruddin Al-Hasani ), Ingin Menyampaikan Sedekah Dari Beliau Kepada Kalian Semua. Beliau Berpesan Agar Mendo'akan Beliau Semoga Di Rahmati Oleh Allah SWT ".

Para Pelacur Itu Terkejut Ketika Mendengar Nama Tuanku Guru Yang Alim, Shaleh, Dan Wara' Tersebut, Karena Telah Sudi Memberikan Sedekah Dan Meminta Di Do'akan Oleh Mereka. Setelah Selesai Tugasnya, Sang Murid Langsung Pergi Dari Kawasan Gemerlap ( Pelacuran ) Tersebut Sambil Menghelakan Nafasnya.

Masing-Masing Menanti-Nanti, Apakah Yang Akan Terjadi Selanjutnya Setelah Peristiwa Tersebut. Keesokan Paginya Sesuatu Yang Mengejutkan Yang Telah Terjadi. Seluruh Bumi Syiria Telah Takjub Dan Gempar Karena Keseluruhan Pelacur Yang Ada Dikawasan Tersebut, Ramai-Ramai Datang Menunaikan Ibadah Shalat Subuh Di Masjid Tuan Guru. Mereka Datang Dan Mendengarkan Tausyiah Di Majelis Pengajian Dari Tuan Guru Dan Berani Mengatakan Ingin Bertaubat Daripada Segala Dosa Kesalahan Yang Telah Mereka Perbuat. Barulah Semua Murid Itu Paham, Mengapa Tuanku Guru Ingin Memberikan Sedekah Tersebut Kepada Golongan Pelacur.

Ini Merupakan Karamah ( Kemulyaan ) Yang Allah SWT Karuniakan Kepada Sayyid Badruddin Al-Hasani. Dakwah Beliau Sangatlah Lembut Dan Memberikan Kesan ( Tersentuh ), Dan Dampak Besar Kepada Kehidupan Para Pelacur-Pelacur Tersebut. 

Al-Imam Al-Alimul Allamah As-Shohibul Muhaddits Al-Arifbillahi As-Sayyid Syeikh Badruddin Al-Hasani Rahimahullahu Ta'ala. Beliau Diberi Gelar " Al-Khatimul Huffadz Wal Muhadditsin  " Yang Maksudnya Penutup Kepada Para Ulama Hadits Yang Terkemuka. Pertama Kali Mengarang Kitab Beliau Umurnya Masih Kurang 20 Tahun. Beliau Menutup Usianya ( Wafat ) Pada Tahun 1354 H.

Subhannallah Allahu Akbar La Haula Wala Quwwata Illa Billahi .....
Begitu Lembut Dan Indahnya Dakwah Beliau

Semoga Kita Mendapatkan Berkah Dari Allah SWT Sebagaimana Yang Beliau Dapatkan, Mendapatkan Karamah ( Kemulyaan ) Dari Allah SWT Sebagaimana Yang Beliau Dapatkan, Mendapatkan Rahmat Dari Allah SWT Sebagaimana Yang Beliau Dapatkan.

Amin Amin Amin Ya Rabbal Alamin .....

Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad .....




Sumber Dari : 

Kitab " Al-Bahr Al-'Amiq Fil Marwiyatul Ibn As-Shiddiq " 

Karya Dari : 

Al-Alimul Allamah Al-Muhaddits Al-Arifbillahi As-Sayyid Syeikh Ahmad Ibnu Shiddiq Al-Ghumari Al-Hasani 
Salah Satu Murid Dari Al-Alimul Allamah Al-Arifbillahi Al-Imam Al-Muhaddits As-Sayyid Syeikh Badruddin Al-Hasani Rahimahullahu Ta'ala











Diteruskan Oleh :



Forum Pencari Ilmu ( FPI ) Kab. Jember
Al-Faqir Muhammad Dyan Al-Jawi