Sayyid Sulaiman Bin Abdurrahman Basyaiban
Sang Babat Kawasan Pesisir Laut Timur Pulau Jawa
Betek - Mojoagung - Jombang - Jawa Timur
Perjuangan Sayyid Sulaiman Bin Abdurrahman Basyaiban
Dalam Membabat Kawasan Pesisir Laut Timur Pulau Jawa
Menjadi Daerah Yang Kental Dan Serat Dengan Nilai - Nilai
Agamis ( Religius ) Sudah Tidak Diragukan Lagi. Hasil Jerih Payahnya Beliau Masih Dapat Kita Saksikan Sampai Sekarang.
Sekitar Pertengahan Abad Ke 16 Masehi / 10 Hijriyyah Tersebutlah Seorang Pemuda Gagah Berdarah Arab Yaman Selatan, Dipinggir Pesisir Laut Jawa Daerah Cirebon Jawa Barat. Selama Beberapa Bulan, Ia Berlayar Dari Kampung Halamannya Di Negeri Yaman Bagian Selatan. Pada Masa Itu Memang Sedang Gencar - Gencarnya Saudagar - Saudagar Dari Arab Berlayar / Berimigrasi Ke Pulau Jawa. Dan Salah Satu Dari Mereka Adalah Sayyid Al-Imam Abdurrahman Basyaiban.
Marga Basyaiban Adalah Gelar Warga Syarif Keturunan Sayyid Al-Imam Syeikh Abu Bakar Basyaiban, Seorang Ulama' Besar Terkemuka Di Kota Tarim Hadramaut Yaman Selatan, Yang Tersohor Karena Alim Allamah Dan Banyak Karomah ( Kesaktiannya ). Sayyid Al-Imam Syeikh Abu Bakar Mendapat Julukan Syaiban ( Yang Beruban ), Karena Ada Kisah Menarik Dan Unik Dibalik Julukan Itu. Suatu Ketika, Sayyid Al-Imam Syeikh Abu Bakar Yang Saat Itu Masih Tergolong Pemuda Yang Telah Menghilang. Sejak Itu Ia Telah Lama Tak Muncul - Muncul. Al-Kisah Ia Ber-Uzlah ( Riyadhoh ) Untuk Mendekatkan Diri Kepada Yang Maha Kuasa ( Allah SWT ), Baru Setelah 30 Tahun, Sayyid Al-Imam Syeikh Abu Bakar Muncul Di Kota Tarim Hadramaut Yaman Selatan. Anehnya, Ia Tetap Masih Muda, Tetapi Yang Lebih Aneh Lagi, Rambutnya Telah Berubah Putih Keperakan, Tak Sehelai Pun Rambutnya Berwarna Hitam. Sejak Itulah Masyarakat Sekitar Menjulukinya Dengan Sebutan Syaiban ( Yang Beruban ).
Sayyid Al-Imam Abdurrahman Basyaiban Masih Termasuk Cicit Dari Al-Imam Al-Alimul Allamah Al-Arifbillahi Al-Faqih Syeikh Sayyid Abu Bakar Basyaiban. Ia Putra Sulung Dari Al-Imam Sayyid Umar Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Al-Imam Syeikh Sayyid Abu Bakar Basyaiban. Ia Lahir Pada Abad Ke 16 M / 10 H, Di Kota Tarim Hadramaut Yaman Selatan. Sebuah Kampung Dan Kota Yang Sejuk Di Hadramaut Yang Termasyhur Sebagai Kota Para Wali & Ulama' , & Gudang Para Waliyullah.
Ketika Berinjak Dewasa Ia Merantau Ke Pulau Nusantara, Tepatnya Di Pulau Jawa. Sayyid Abdurrahman Memilih Tempat Tinggal Di Daerah Cirebon, Jawa Barat. Beberapa Waktu Kemudian Ia Mempersunting Putri Seorang Bangsawan Yaitu Putri Sulthan Maulana Syarif Hasanuddin. Putri Bangsawan Itu Masih Keturunan Syarif & Sayyid Dari Dzurriyyat Rasulullah SAW. Ia Bernama Syarifah Syaikhoh Khadijah ( Ibu Ratu Ayu Bangil ), Dan Juga Cucu Dari Sulthan Maulana Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ). Dari Pasangan Keduanya Itu Melahir kan 3 Putra ;
1. Sayyid As-Syarif Mbah Sulaiman Basyaiban,
2. Sayyid As-Syarif Mbah Arif Abdurrahim Basyaiban,
3. Sayyid As-Syarif Mbah Abdul Karim Basyaiban.
Mewarisi Keturunan Leluhurnya Dalam Hal Berdakwah, Keluarga Ini Berjuang Keras Menyebarkan Islam Di Jawa. Tak Jauh Dengan Apa Yang Telah Dilakukan Oleh Sulthan Maulana Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ), Di Daerah Cirebon Jawa Barat. Pengaruh Dan Ketekunan Mereka Dalam Hal Berdakwah, Membuat Penjajah Belanda Sulit & Khawatir. Maka Ketika Mereka Sudah Menginjak Dewasa, Disitulah Mereka Berpencar Untuk Membagi Tugas Masing - Masing. Termasuk Salah Satunya Yaitu Sayyid Sulaiman Basyaiban, Untuk Pergi Ke Krapyak Pekalongan Jawa Tengah. Tak Lama Kemudian Beliau Memilih Tetap Tinggal Di Pekalongan Dan Menikah Dengan Seorang Putri Asal Pekalongan, Dari Pasangan Itu Memiliki Beberapa Orang Putra. Dan Yang Tercatat Hanya 4 Putra Diantaranya ;
1. Sayyid Muhammad Hasan Basyaiban,
2. Sayyid Abdul Wahab Basyaiban,
3. Sayyid Muhammad Baqir Basyaiban,
4. Sayyid Muhammad Ali Akbar Basyaiban.
Tak Hanya Cukup Di Pekalongan Saja, Sayyid Sulaiman Berkelana Lagi. Kali Ini, Beliau Menuju Ke Solo Jawa Tengah, Sebagai Tempat Tujuan Untuk Berdakwah. Selama Di Solo, Tersohor Diantaranya Ia Memiliki Banyak Karomah ( Sakti Mandraguna ). Kesaktiannya Yang Sudah Masyhur Itu Terdengar Oleh Sang Ratu Dari Mataram. Sang Ratu Ingin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar